Niat: Pilar Utama Ibadah Puasa Ramadhan
Niat-Pilar-Utama-Ibadah-Puasa-Ramadhan
13/02/2025 | Penulis: Humas
Foto : BAZNAS Kota Cirebon
Puasa Ramadhan, sebagai salah satu rukun Islam, melampaui sekadar menahan lapar dan dahaga. Keberkahan puasa Ramadhan bergantung pada niat yang tulus dan ikhlas. Oleh karena itu, memahami dan menanamkan niat yang benar merupakan kunci utama untuk meraih manfaat spiritual dan pahala yang dijanjikan dalam ibadah puasa ini. Tanpa niat yang tepat, ibadah puasa hanya menjadi rutinitas fisik semata, tanpa nilai spiritual yang mendalam.
Kesahihan ibadah dalam Islam bergantung sepenuhnya pada niat. Niat yang benar dan ikhlas memastikan ibadah diterima Allah, sementara niat yang salah atau terlupa dapat membatalkannya. Oleh karena itu, niat merupakan unsur terpenting dalam setiap ibadah. Prinsip ini ditegaskan dalam ilmu fiqih, di mana niat menjadi penentu sah tidaknya suatu ibadah.
Ibadah puasa Ramadan bukan sekadar menahan makan dan minum dari fajar hingga maghrib. Puasa yang sah memerlukan beberapa syarat, dan niat merupakan salah satu rukun terpenting. Puasa wajib tidak sah tanpa niat. Dan niat pada puasa wajib harus dibaca di malam hari sebelum terbit fajar. Berikut niat puasa Ramadan:
Aku niat puasa esok hari karena menunaikan kewajiban bulan ramadan tahun ini karena Allah ta’ala
Mengapa Niat Sangat Penting?
Niat menjadi pondasi utama dalam setiap ibadah, termasuk puasa Ramadhan. Tanpa niat yang tulus, ibadah puasa kita menjadi kurang sempurna. Niat yang benar akan membimbing kita untuk menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, serta meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Namun, bagaimana ketika lupa membaca niat di malam hari?
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka ada niat khusus yang dibaca pada puasa pertama bulan ramadan. Berikut lafaz niatnya:
???????? ?????? ???????? ?????? ????????? ?????? ????????? ??????????? ??????????? ??????? ??????? ????? ????????
Aku niat puasa sebulan penuh ramadan tahun ini taqlid Imam Malik, fardhu karena Allah ta’ala
Kitab Sabil al-Huda karya KH. Ahmad Idris Marzuq dari Pondok Pesantren Lirboyo mencatat niat puasa Ramadan untuk sebulan penuh.
Mayoritas ulama berpendapat niat puasa Ramadan harus diulang setiap malam (tajdid an-niyyat); jika terlewat, puasa hari itu tidak sah. Berbeda dengan Mazhab Maliki yang hanya mewajibkan niat di awal Ramadan asalkan puasa dilakukan terus menerus. Jika puasa terputus, niat harus diulang.
Imam Malik memandang puasa Ramadan sebagai ibadah tunggal dan berkesinambungan seperti shalat, sehingga niat awal sudah cukup. Namun, penting diingat bahwa niat sebulan penuh lebih bersifat antisipatif daripada syarat mutlak.
Wallahu a’lam
Editor : Tubagus
Berita Lainnya
BAZNAS RI Kirim 14 Truk Bantuan Logistik untuk Masyarakat Palestina
25/09/2025 | Humas
BAZNAS RI Salurkan 14 Truk Bantuan Logistik untuk Warga Gaza
25/09/2025 | Humas
Dorong Santri Berdaya, BAZNAS RI Hadirkan Bootcamp Santripreneur Klaster Haji dan Umroh
30/09/2025 | Humas
BAZNAS Buka Program Kemitraan Khusus Pendidikan dan Dakwah bagi Disabilitas, 3T, Komunitas Adat, dan Mualaf 2025
25/09/2025 | Humas
BAZNAS RI Sukses Raih IHYA Award 2025, Bukti Komitmen Dorong UMKM Halal
25/09/2025 | Humas
7 Ayat Janji Allah untuk Orang Sabar: Pahala, Rahmat, dan Ketenangan Hati
25/09/2025 | Humas | Akate

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS