Artikel Terbaru
Rahasia Besar di Balik Puasa Sunnah Senin-Kamis & Ayyamul Bidh: Manfaat, Niat, dan Keutamaannya
Temukan keutamaan luar biasa dari puasa sunnah Senin-Kamis & Ayyamul Bidh. Pelajari niat, waktu pelaksanaan, dan manfaat spiritual serta kesehatan dari amalan sunnah ini.
Apa Itu Puasa Sunnah?
Puasa sunnah adalah ibadah puasa yang dilakukan secara sukarela untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berbeda dengan puasa wajib seperti Ramadhan, puasa sunnah memberikan pahala bagi yang melaksanakannya dan tidak berdosa bagi yang meninggalkannya. Namun, amalan ini sangat dianjurkan karena mengandung banyak hikmah spiritual, moral, dan kesehatan.
Puasa sunnah juga menjadi bentuk latihan diri dalam menahan hawa nafsu, meningkatkan ketakwaan, serta membangun kedisiplinan. Rasulullah SAW sendiri dikenal sebagai orang yang sangat rutin berpuasa di luar bulan Ramadhan.
Mengenal Puasa Sunnah Senin-Kamis
Asal-Usul dan Dalil Puasa Senin-Kamis
Puasa Senin dan Kamis memiliki dasar yang kuat dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Rasulullah bersabda:
“Amal perbuatan manusia diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka saat amalanku diperlihatkan, aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. Tirmidzi dan Muslim)
Dari hadis tersebut, jelas bahwa puasa pada hari-hari tersebut memiliki keutamaan tersendiri. Hari Senin dan Kamis juga merupakan hari-hari yang penuh berkah, di mana banyak rahmat dan ampunan Allah diturunkan.
Niat Puasa Senin-Kamis yang Benar
Niat puasa Senin:
Aku berniat puasa hari Senin, sunnah karena Allah Ta’ala.
Niat puasa Kamis:
Aku berniat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah Ta’ala.
Keutamaan dan Hikmah Puasa Senin-Kamis
Beberapa keutamaan puasa Senin-Kamis antara lain:
Menghapus dosa kecil, sebagai bentuk penyucian diri.
Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan konsistensi ibadah.
Meningkatkan kesabaran dan ketenangan batin.
Melatih rasa empati terhadap kaum dhuafa.
Selain itu, Rasulullah SAW juga menyebut bahwa hari Senin adalah hari kelahirannya, sehingga beliau memiliki hubungan spiritual khusus dengan hari tersebut.
Manfaat Kesehatan Puasa Senin-Kamis bagi Tubuh
Secara medis, puasa dua kali seminggu memberikan manfaat luar biasa, seperti:
Menstabilkan kadar gula darah dan kolesterol.
Membantu detoksifikasi tubuh secara alami.
Meningkatkan fokus dan produktivitas.
Menurunkan berat badan secara sehat.
Studi modern juga menunjukkan bahwa berpuasa secara berkala dapat memperlambat proses penuaan dan memperbaiki metabolisme tubuh.
Memahami Puasa Ayyamul Bidh (Puasa Tiga Hari Setiap Bulan)
Apa Itu Ayyamul Bidh dan Kapan Waktunya?
Puasa Ayyamul Bidh berarti “hari-hari putih”, yaitu tiga hari di pertengahan bulan hijriah: tanggal 13, 14, dan 15. Dikatakan putih karena pada malam hari, bulan purnama tampak bersinar terang di langit.
Dalil dan Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Rasulullah SAW bersabda:
“Berpuasalah tiga hari setiap bulan, maka seakan-akan engkau berpuasa sepanjang masa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, siapa pun yang rutin berpuasa tiga hari setiap bulan akan mendapatkan pahala seolah-olah berpuasa sepanjang tahun.
Niat Puasa Ayyamul Bidh Lengkap dalam Bahasa Arab dan Artinya
"Aku berniat puasa Ayyamul Bidh, sunnah karena Allah Ta’ala."
Hikmah Spiritual dan Sosial dari Puasa Ayyamul Bidh
Puasa ini mengajarkan kita untuk menahan diri dari kesenangan duniawi, melatih kesabaran, serta memperbanyak rasa syukur. Selain itu, amalan ini juga menumbuhkan kepekaan sosial karena kita lebih memahami rasa lapar yang dialami oleh sesama.
Persamaan dan Perbedaan antara Puasa Senin-Kamis & Ayyamul Bidh
Kesamaan dalam Tujuan dan Pahala
Kedua jenis puasa sunnah ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan melatih jiwa untuk menjadi lebih sabar, tenang, serta ikhlas. Baik puasa Senin-Kamis maupun Ayyamul Bidh memberikan pahala besar bagi yang istiqamah melaksanakannya.
Keduanya juga termasuk amalan sunnah yang sangat dicintai Rasulullah SAW, karena beliau selalu menjaga kebiasaan berpuasa di luar Ramadhan. Selain itu, keduanya membantu umat Islam mengatur pola hidup sehat dan disiplin, baik secara spiritual maupun fisik.
Perbedaan Waktu dan Pelaksanaan
Hari Pelaksanaan
Puasa Senin-Kamis dilaksanakan setiap minggu, tepatnya pada hari Senin dan Kamis. Kedua hari ini memiliki keistimewaan karena pada hari-hari tersebut amalan manusia diangkat kepada Allah SWT.
Sementara itu, puasa Ayyamul Bidh dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah, yaitu saat bulan sedang penuh dan bercahaya terang di langit malam.
Jumlah HariPuasa Senin-Kamis berlangsung dua kali dalam seminggu, sehingga memberikan kesempatan rutin bagi umat Islam untuk berlatih menahan hawa nafsu. Sedangkan puasa Ayyamul Bidh hanya tiga kali dalam sebulan, namun pelaksanaannya tepat di pertengahan bulan, menandakan keseimbangan dan ketenangan spiritual.
Waktu yang DianjurkanKedua puasa ini dapat dilakukan sepanjang tahun, tetapi ada sedikit perbedaan dalam konteks waktunya. Puasa Senin-Kamis boleh dikerjakan kapan saja, selama tidak bertepatan dengan hari yang diharamkan untuk berpuasa seperti Idul Fitri atau Idul Adha. Sementara itu, puasa Ayyamul Bidh lebih dikhususkan pada hari-hari bulan purnama, yaitu pertengahan bulan Hijriah, karena memiliki makna simbolis sebagai waktu yang penuh cahaya dan ketenangan.
Makna Utama
Puasa Senin-Kamis mengandung makna penyucian amal dan peningkatan spiritual, karena pada hari-hari tersebut amal manusia diperlihatkan kepada Allah SWT.
Sedangkan puasa Ayyamul Bidh melambangkan ketenangan batin dan kejernihan hati, sebagaimana bulan purnama yang bersinar terang, mencerminkan kebersihan jiwa bagi mereka yang berpuasa dengan ikhlas.
Dari perbandingan tersebut, jelas bahwa kedua puasa ini saling melengkapi. Bagi yang ingin memperbanyak ibadah, sangat disarankan untuk menggabungkan keduanya secara rutin agar mendapat pahala berlipat ganda.
Panduan Praktis Menjalankan Puasa Sunnah dengan Konsisten
Tips Agar Tidak Lemas Saat Puasa Sunnah
Menjalankan puasa sunnah tentu membutuhkan ketahanan fisik dan mental. Berikut beberapa tips agar tetap kuat dan fokus:
Perbanyak minum air putih saat sahur dan berbuka.
Konsumsi makanan bergizi seperti kurma, madu, dan buah-buahan segar.
Hindari makanan berlemak tinggi atau terlalu pedas.
Tidur cukup agar tubuh tidak kekurangan energi.
Niat yang ikhlas karena Allah akan memberi kekuatan bagi yang tulus beribadah.
Cara Mengatur Pola Makan Sehat untuk Puasa Senin-Kamis & Ayyamul Bidh
Pola makan yang baik akan menjaga stamina selama berpuasa sunnah. Berikut panduannya:
Waktu SahurPada waktu sahur, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan protein tinggi agar kenyang lebih lama. Pilihan terbaik adalah oatmeal, telur rebus, susu hangat, dan buah pisang. Kombinasi ini membantu menjaga kestabilan gula darah dan memberi energi cukup untuk beraktivitas hingga waktu berbuka.
Waktu Berbuka PuasaKetika berbuka, awali dengan kurma dan air putih sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Setelah itu, lanjutkan dengan makanan bergizi seperti sup sayuran dan nasi merah agar tubuh mendapatkan asupan karbohidrat kompleks dan vitamin yang cukup tanpa membebani sistem pencernaan.
Setelah Tarawih atau Waktu MalamSetelah menjalani ibadah malam seperti tarawih atau dzikir, konsumsi makanan ringan yang menyegarkan seperti buah-buahan segar, madu, yogurt, dan air putih. Jenis makanan ini membantu mengembalikan cairan tubuh, menutrisi sel-sel, serta menjaga keseimbangan elektrolit agar tubuh tetap fit keesokan harinya.
Pola makan seimbang akan membuat tubuh tetap bugar tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kesalahan Umum Saat Menjalankan Puasa Sunnah
Lupa Berniat atau Salah WaktuNiat merupakan syarat sahnya puasa. Jika lupa berniat sebelum fajar, maka puasa tidak sah sebagai ibadah sunnah. Selain itu, banyak orang yang salah mengira waktu pelaksanaan Ayyamul Bidh, padahal tanggalnya berubah sesuai kalender hijriah, bukan masehi.
Mengabaikan Adab dan Doa Setelah BerbukaBeberapa orang berfokus hanya pada lapar dan haus, namun lupa menjaga adab seperti:
Tidak memperbanyak doa saat berbuka (padahal sangat mustajab).
Makan berlebihan hingga kehilangan makna ibadah.
Tidak memperbanyak dzikir dan syukur setelah berbuka.
Ingatlah, puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga melatih kesabaran, empati, dan keikhlasan.
Hubungan Puasa Sunnah dengan Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)
Puasa sebagai Sarana Mengendalikan Hawa Nafsu
Puasa sunnah membantu kita mengontrol keinginan duniawi yang sering menguasai hati. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, seseorang belajar untuk mengutamakan spiritualitas dibanding kesenangan sementara.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Meskipun ayat ini merujuk pada puasa wajib, maknanya juga mencakup puasa sunnah sebagai sarana menuju ketakwaan.
Kaitannya dengan Ketenangan Hati dan Kedekatan kepada Allah SWT
Orang yang rajin berpuasa sunnah biasanya memiliki jiwa yang lebih tenang. Saat perut dikosongkan, hati menjadi lebih bersih, dan pikiran lebih jernih untuk berdzikir. Puasa juga memperkuat hubungan dengan Allah SWT karena dilakukan dengan penuh kesadaran dan cinta kepada Sang Pencipta.
Pertanyaan Umum tentang Puasa Senin-Kamis & Ayyamul Bidh (FAQ)
1. Bolehkah puasa Ayyamul Bidh bertepatan dengan hari Senin atau Kamis?
Ya, boleh. Jika Ayyamul Bidh jatuh pada Senin atau Kamis, maka niatkan kedua puasa sekaligus — cukup satu niat untuk dua amalan sunnah.
2. Apakah wanita yang sedang haid boleh mengganti puasa sunnah?
Tidak wajib diganti, karena puasa sunnah bersifat sukarela. Namun, bisa dilakukan di bulan berikutnya jika ingin menjaga rutinitas ibadah.
3. Apakah harus sahur untuk puasa sunnah?
Sahur tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan karena mengandung berkah dan membantu menjaga energi selama puasa.
4. Apakah boleh berbuka dengan makanan ringan seperti kurma dan air saja?
Boleh, bahkan disunnahkan berbuka dengan kurma dan air putih sebagaimana kebiasaan Rasulullah SAW.
5. Apakah puasa sunnah bisa dibatalkan di tengah hari?
Bisa, karena sifatnya tidak wajib. Namun, sebaiknya dihindari agar pahala dan semangat ibadah tetap terjaga.
6. Bagaimana jika lupa niat di malam hari?
Untuk puasa sunnah, diperbolehkan niat di pagi hari sebelum tergelincir matahari, selama belum makan atau minum sejak fajar.
Kesimpulan: Keutamaan dan Nilai Hidup dari Puasa Sunnah Rutin
Puasa Sunnah Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh bukan hanya amalan tambahan, tetapi juga jalan menuju kebersihan hati dan kedekatan dengan Allah SWT.
Melalui puasa ini, kita belajar menahan hawa nafsu, memperbanyak rasa syukur, serta menanamkan disiplin diri dalam kehidupan sehari-hari.
Secara spiritual, puasa sunnah menghapus dosa kecil dan meningkatkan derajat keimanan. Secara fisik, ia membawa manfaat besar bagi kesehatan, pencernaan, dan keseimbangan mental.
Maka, marilah kita berusaha untuk istiqamah menjalankan puasa sunnah sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah SAW dan upaya untuk memperbaiki diri.
Sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Referensi Eksternal:
Untuk mengetahui jadwal pasti Ayyamul Bidh setiap bulan, Anda dapat mengunjungi situs resmi kalender hijriah: https://bimasislam.kemenag.go.id
Puasa sunnah bukan sekadar ritual, melainkan panggilan jiwa untuk membersihkan diri dan mendekat kepada Sang Pencipta. Dengan konsistensi dan niat yang tulus, amalan kecil ini dapat mengubah hidup seseorang menjadi lebih tenang, sehat, dan penuh berkah.
ARTIKEL16/10/2025 | Humas | Akate
8 Golongan Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat: Mengalirkan Kebaikan untuk Kehidupan yang Lebih Adil
Temukan penjelasan lengkap tentang orang-orang yang berhak menerima zakat berdasarkan ajaran Islam, maknanya dalam kehidupan sosial, dan bagaimana zakat membantu menciptakan keadilan ekonomi di masyarakat.
Pendahuluan: Ketika Zakat Menjadi Cahaya Kehidupan
Di setiap detak kehidupan, ada tangan-tangan yang menengadah berharap pada kebaikan. Dalam ajaran Islam, zakat bukan sekadar kewajiban finansial, melainkan jembatan kasih antara yang mampu dan yang membutuhkan. Namun, tahukah kamu siapa saja orang-orang yang berhak menerima zakat?
Pertanyaan ini bukan hanya tentang siapa yang mendapatkan bagian dari harta zakat, tetapi tentang bagaimana zakat mampu menumbuhkan empati dan menegakkan keadilan sosial. Mari kita menelusuri maknanya lebih dalam, dengan hati yang terbuka.
Makna dan Tujuan Zakat dalam Islam
Zakat berasal dari kata zak?h, yang berarti “tumbuh” dan “bersih”. Dengan menunaikan zakat, seseorang menyucikan hartanya dari sifat kikir dan menumbuhkan keberkahan dalam rezeki.
Lebih dari itu, zakat memiliki tujuan sosial yang mulia, menghapus kesenjangan antara si kaya dan si miskin, menegakkan solidaritas, serta menjaga keseimbangan ekonomi umat.
Siapa Saja Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat?
Allah SWT menjelaskan dengan sangat jelas dalam Surah At-Taubah ayat 60 tentang delapan golongan yang berhak menerima zakat (asnaf tsamaniyah). Mari kita pahami dengan sentuhan hati dan akal.
Fakir: Mereka yang Hampir Tak Memiliki Apa-apa, Fakir adalah orang yang benar-benar tidak memiliki harta maupun sumber penghasilan yang cukup. Mereka berjuang untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar. Mereka inilah yang menjadi prioritas utama penerima zakat, karena zakat hadir untuk mengangkat mereka dari jurang kesulitan menuju kehidupan yang lebih layak.
Miskin: Mereka yang Masih Kekurangan, Berbeda dari fakir, orang miskin memiliki penghasilan, tetapi belum mencukupi kebutuhan hidupnya. Zakat membantu mereka menambal kekurangan itu, agar bisa hidup dengan martabat tanpa bergantung pada belas kasihan orang lain.
Amil: Mereka yang Mengelola Zakat, Amil adalah mereka yang diberi amanah untuk mengumpulkan, mengelola, dan menyalurkan zakat. Mereka bukan penerima karena kekurangan, tetapi karena tanggung jawab dan jasa dalam menjalankan tugas sosial dan spiritual yang besar.
Mu’allaf: Mereka yang Baru Memeluk Islam, Golongan mu’allaf menerima zakat untuk menguatkan hati mereka dalam keimanan. Bantuan ini bukan sekadar materi, melainkan simbol kasih dari umat Islam untuk menyambut saudara baru dalam kehangatan ukhuwah.
Riqab: Mereka yang Ingin Memerdekakan Diri, Dahulu, zakat diberikan kepada budak atau hamba sahaya untuk membebaskan diri mereka. Meski perbudakan kini sudah tiada, semangatnya tetap hidup, zakat dapat membantu membebaskan seseorang dari belenggu hutang, penindasan, atau ketergantungan sosial.
Gharimin: Mereka yang Terjerat Utang karena Kebaikan, Gharim adalah orang yang memiliki utang bukan karena kemewahan, tetapi karena membantu orang lain, membiayai kebutuhan mendesak, atau karena musibah. Zakat menjadi penyembuh luka mereka, memberi napas baru agar bisa bangkit dan melanjutkan hidup.
Fisabilillah: Mereka yang Berjuang di Jalan Allah, Golongan ini mencakup siapa pun yang berjuang untuk kemaslahatan agama, mulai dari pejuang dakwah, pendidik agama, hingga mereka yang menegakkan kebenaran tanpa pamrih. Mereka menerima zakat agar perjuangan mereka tak terhenti karena kekurangan materi.
Ibnu Sabil: Musafir yang Terlantar di Perjalanan, Ibnu sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal. Meskipun ia kaya di kampung halamannya, selama dalam perjalanan dan membutuhkan, ia berhak menerima zakat. Islam mengajarkan bahwa setiap jiwa berhak atas pertolongan, di mana pun mereka berada.
Makna Sosial dari Pembagian Zakat
Zakat bukan hanya angka dan nominal. Ia adalah getaran empati yang menular. Dengan zakat, masyarakat belajar berbagi, tidak hanya harta, tetapi juga kasih dan kepedulian. Bayangkan jika setiap pengusaha, setiap muslim yang mampu, benar-benar memahami esensi zakat, betapa damainya dunia ini.
Bagaimana Cara Menyalurkan Zakat dengan Tepat
Menyalurkan zakat bukan sekadar menyerahkan uang. Ada etika dan tata cara yang harus diperhatikan:
-Pastikan zakat diberikan kepada pihak yang benar-benar termasuk dalam delapan golongan.-Salurkan melalui lembaga zakat resmi seperti BAZNAS untuk memastikan ketepatan sasaran.-Niatkan zakat semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji.
5 Pertanyaan Umum (FAQ) tentang Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat
Apakah keluarga bisa menerima zakat dari kerabat sendiri?
Tidak semua keluarga boleh menerima zakat. Orang tua, anak, dan pasangan tidak boleh menerima zakat dari kerabat karena tanggung jawab nafkah sudah ada pada pemberi.
Apakah zakat boleh diberikan kepada lembaga sosial?
Boleh, selama lembaga tersebut menyalurkan zakat kepada golongan yang berhak dan terdaftar secara resmi.
Apakah zakat hanya diberikan pada bulan Ramadan?
Tidak. Zakat bisa diberikan kapan saja setelah mencapai nisab dan haul, meskipun Ramadan menjadi waktu paling utama.
Bagaimana cara memastikan penerima zakat benar-benar berhak?
Periksa kondisi ekonominya atau serahkan kepada lembaga zakat terpercaya untuk melakukan verifikasi.
Apakah zakat bisa membantu mengurangi kemiskinan?
Tentu. Jika zakat disalurkan secara benar dan tepat, ia dapat menjadi instrumen ekonomi yang kuat untuk menghapus kemiskinan struktural.
Kesimpulan: Zakat, Jembatan Antara Hati dan Keadilan
Orang-orang yang berhak menerima zakat bukan sekadar daftar nama dalam kitab suci. Mereka adalah wajah-wajah kehidupan yang mengajarkan kita arti berbagi. Dengan zakat, kita tak hanya memberi, tapi juga memperbaiki, memperbaiki hati, memperbaiki masyarakat, dan memperbaiki dunia.
ARTIKEL16/10/2025 | Humas | Akate
Bolehkah Bersedekah Saat Masih Punya Utang? Ini Penjelasanya
Belakangan ini, fenomena masyarakat terjerat pinjaman online kian marak. Kemudahan akses transaksi membuat banyak orang tergoda untuk berutang, hingga menambah pelik persoalan finansial yang mereka hadapi. Di sisi lain, sebagian orang terdorong oleh berbagai motivasi untuk tampil religius di hadapan publik, misalnya melalui santunan atau sedekah. Pertanyaan pun muncul: bagaimana kedudukan hukum bersedekah sementara utang belum terbayar?
Hukum Bersedekah Sebelum Melunasi Utang
Dalam kitab Fathur Rahman (hal. 464), Imam Syihabuddin al-Ramli menegaskan larangan bersedekah dengan harta yang sebenarnya dibutuhkan untuk melunasi utang.
“Demikian pula haram bersedekah dengan harta yang diperlukan guna membayar utang, sementara tanpa harta tersebut tidak ada harapan untuk melunasinya. Sebab baik nafkah maupun utang adalah kewajiban yang tidak boleh dikorbankan demi amalan sunnah.”
Keterangan senada juga terdapat dalam Fathul Mu’in (hal. 258) karya Syekh Zainuddin al-Malibari. “Tidak disunahkan bersedekah dengan harta yang dibutuhkan, bahkan haram hukumnya bila harta itu diperlukan untuk melunasi utang, baik utang yang sudah ada maupun yang akan datang, meskipun belum ditagih. Selama tidak ada dugaan kuat bahwa ia dapat melunasi dari sumber harta lain yang jelas, maka mendahulukan utang lebih wajib daripada sedekah.”
Dari penjelasan ini dipahami, larangan berlaku jika satu-satunya harta yang bisa dipakai melunasi utang justru digunakan untuk sedekah. Namun, bila ada harta lain yang cukup untuk membayar, maka bersedekah tetap diperbolehkan. Imam Syihabuddin al-Ramli kembali menekankan dalam Fathu al-Rahman (hal. 464): “Apabila masih ada harapan melunasi utang dari harta lain yang nyata, maka bersedekah tetap diperbolehkan meski utang belum terbayar.”
Larangan Mutlak Saat Utang Ditagih
Meski begitu, hukum haram berlaku secara mutlak ketika utang sudah jatuh tempo atau telah ditagih, walaupun seseorang masih memiliki harta lain untuk melunasi.
Syekh Khatib al-Syarbini dalam Mughni al-Muhtaj (juz 4, hal. 197) menuturkan: “Kadang kewajiban segera melunasi utang timbul karena ditagih atau sebab lain. Dalam kondisi ini, wajib segera membayar dan haram bersedekah dengan harta yang seharusnya digunakan melunasi utang, sebagaimana dijelaskan Imam al-Adra’i.”
Sementara itu, dalam Nihayah al-Muhtaj (juz 6, hal. 175), Imam al-Ramli menegaskan: “Apabila pembayaran utang wajib segera karena sudah ditagih atau terjadi maksiat menunda tanpa izin pemberi pinjaman, maka haram secara mutlak bersedekah sebelum utang dilunasi. Hukumnya sama seperti haramnya shalat sunnah bagi orang yang wajib segera menunaikan shalat fardu.”
Alasan Utama Larangan
Mengapa demikian? Sebab membayar utang adalah kewajiban, sedangkan sedekah bersifat sunnah.
Dalam Mughni al-Muhtaj dijelaskan: “Mendahulukan pelunasan utang atas sedekah dikarenakan utang hukumnya wajib, sementara sedekah adalah sunnah.”
Analogi yang digunakan para ulama, hal ini sama seperti larangan mengerjakan shalat sunnah sementara kewajiban shalat fardu belum ditunaikan.
Mari salurkan sedekah terbaik Anda melalui BAZNAS Kota Cirebon.
Transfer ke BSI 7555515558 a.n BAZNAS Kota Cirebon
Atau klik: https://kotacirebon.baznas.go.id/sedekah
ARTIKEL03/10/2025 | Humas | Akate
Cara Bersedekah Orang Miskin Menurut Hadis – Lengkap dan Mudah
Sedekah adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda bahwa “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api” (HR. Tirmidzi). Amalan ini bukan hanya bentuk kebaikan sosial, melainkan juga jalan menuju Ridha Allah SWT.
Namun, muncul pertanyaan: bagaimana cara bersedekah orang miskin yang kekurangan bahkan tidak memiliki harta? Apakah pahala sedekah hanya milik orang kaya?
Ternyata, dalam banyak hadis Nabi Muhammad SAW, ditegaskan bahwa sedekah tidak terbatas pada harta. Bahkan orang yang tidak memiliki materi pun tetap bisa bersedekah dengan cara lain.
Berikut Cara Bersedekah Bagi Orang Miskin Menurut Hadis
Dzikir dan Doa
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, dan setiap tahlil (La ilaha illallah) adalah sedekah” (HR. Muslim No. 1006). Artinya, orang miskin tetap bisa bersedekah dengan lisan melalui doa dan dzikir.
Mengajak pada Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran
Amar ma’ruf nahi munkar juga termasuk sedekah. Mengingatkan teman untuk shalat, menasihati agar menjauhi perbuatan buruk, semua itu bernilai pahala sedekah.
Senyum dan Akhlak yang Baik
Rasulullah SAW bersabda: “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah” (HR. Tirmidzi). Bahkan hal sederhana seperti menebarkan senyum bisa menjadi sedekah yang berpahala besar.
Menolong Sesama
Membantu orang menyeberang jalan, mengangkat barang, atau memberi arah kepada orang yang tersesat juga termasuk sedekah tanpa perlu mengeluarkan uang.
Berhubungan baik dengan Istri
Nabi Muhammad SAW juga menegaskan bahwa bercampurnya seorang suami dengan istrinya adalah sedekah (HR. Muslim). Hal ini menunjukkan bahwa sedekah bisa dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Hikmah dari Hadis Tentang Sedekah
Sedekah bukan hanya untuk orang kaya.
Semua orang, termasuk yang miskin, bisa mengamalkan sedekah.
Amalan kecil namun ikhlas, seperti senyum dan dzikir, memiliki nilai pahala yang besar.
Dengan begitu, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk tidak bersedekah. Allah membuka pintu kebaikan bagi semua hamba-Nya.
Yuk, Sedekah Melalui BAZNAS Kota Cirebon
Selain sedekah non-materi, umat Islam yang memiliki rezeki lebih juga bisa menyalurkannya melalui lembaga resmi agar tepat sasaran. BAZNAS Kota Cirebon hadir sebagai amil zakat terpercaya untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah kepada mereka yang berhak.
Transfer Sedekah:
BSI 7555515558 a.n BAZNAS Kota Cirebon
Sedekah Online:
Dengan bersedekah melalui BAZNAS, insyaAllah pahala mengalir, manfaat meluas, dan kehidupan saudara-saudara kita yang membutuhkan menjadi lebih baik.
ARTIKEL01/10/2025 | Humas | Akate

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat
